Jumat, 22 September 2017

PDCA Sebagai Proses Siklus Kinerja Perusahaan

Suatu Proses yang telah lama menjadi standar kerja dalam organisasi dinamis demi mencapai tujuan Continuous Improvement.  Improvement merupakan kegiatan-kegiatan yang akan menunjang tumbuh kembang perusahaan dalam jangka pendek, menengah dan panjang.  PDCA adalah kegiatan berulang untuk memecahkan suatu permasalahan dalam pengendalian kualitas.  PDCA banyak dipergunakan untuk menemukan dan menentukan Akar Masalah, sehingga Solusi Pemecahan Masalah tepat dan akurat.  Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming yang sering dianggap Bapak Pengendalian Kualitas Modern sehingga sering disebut dengan “Siklus Deming”.
Pengertian PDCA
  • Plan (Rencanakan),  Meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai.
  • Do (Kerjakan), Melakukan apa yang telah direncanakan dan dicanangkan.
  • Check (Cek), Menguji hasil perbaikan yang telah dikerjakan.
  • Act (Tindak Lanjuti), Standarisasi Hasil Perbaikan sehingga dapat dipergunakan secara Berkesinambungan.
Kapan PDCA digunakan
  • Sebagai Model Improvement Berkelanjutan (Continuous Improvement)
  • Awal sebuah Proyek Perbaikan (Improvement Project)
  • Pengembangan Proses, Produk, Jasa Pelayanan yang Baru
  • Pendefinisian Proses Kerja yang berulang
  • Implementasi sebuah perubahan
  • Pengumpulan data analisis untuk verifikasi dan penentuan prioritas akar masalah
root causeProsedur “PDCA” Plan-Do-Check-Act
  • Planning.  Kenali serta Pahami suatu Kesempatan dan Rencanakan Perubahan. Pada tahap ini Anda dapat menggunakan beberapa tools yang berguna seperti Drill Down, Cause and Effect Diagram, dan 5 Whys untuk membantu Anda menemukan akan dari permasalahan. Setelah Anda berhasil mengidentifikasi, Anda dapat memetakan proses tersebut. Selanjutnya Anda dapat menggambarkan semua informasi lain yang diperlukan untuk membantu Anda dalam mengeluarkan solusi.
  • Do. Uji sebuah Perubahan dan carilah contoh Kasus Sederhana.  Fase ini memiliki beberapa aktifitas diantaranya :
    • Mengeluarkan solusi yang memungkinkan
    • Memilih solusi terbaik. (dapat menggunakan teknik Impact Analysis)
    • Mengimplementasikan solusi sementara pada contoh kasus berskala kecil terlebih dahulu (trial)
Pada tahap ini, tindakan Anda belum terimplementasi secara penuh. Implementasi maksimal terjadi pada tahap Act.
  • Check. Evaluasi Pengujian, Analisa hasilnya dan Identifikasikan Pelajaran yang didapat.  Pada fasa ini Anda akan mengukur seberapa efektif solusi sementara yang telah Anda buat, lalu Anda dapat mengumpulkan informasi dari segala pihak yang terkait untuk bersama-sama membuat agar solusi tersebut lebih baik lagi.  Jika masih belum terlihat hasil yang jelas, Anda dapat mencoba untuk mengulangi tahap Do untuk kembali melakukan Check ulang. Setelah Anda puas dengan apa yang telah Anda capai, maka Anda dapat melaju ke tahap berikutnya (final).
  • Act. Lakukan Tindakan yang diambil berdasar hasil Studi Kasus Sederhana tadi
    • Jika ternyata perubahan tidak berhasil, lakukan pengulangan dengan Rencana berbeda
    • Jika berhasil, gunakan hasil tersebut untuk suatu rencana baru
Sekarang Anda dapat mengimplementasikan solusi Anda secara menyeluruh. Namun kegunaan PDCA tidak hanya sampai disini saja. Jika Anda menggunakan PDCA sebagai bentuk inisiasi dari peningkatan berkelanjutan, maka Anda dapat mengulangi siklus ini dengan kembali pada tahap awal (Plan) dan mengulang semua tahap ini secara berurutan agar sistem Anda mencapai kestabilan dan mengalami peningkatan secara terus menerus.
Contoh PDCA
Pemanfaatan PDCA dilingkungan Sekolah
  • Perencanaan Strategis secara Umum (Visi, Misi)
  • Analisa Kebutuhan Sekolah (Buku, Alat Lab, Ekstrakurikuler)
  • Disain dan Implementasi Kurikulum Pelajaran
  • Penentuan Tujuan dan Fungsi Staff Sekolah (Guru, Pegawai)
  • Program Pelayanan Murid
  • Dan lainnya
Post By Hanif Nurdin Fitroni S.T

Kamis, 06 Juni 2013

Makalah SISTEM INFORMASI PENJUALAN



SISTEM INFORMASI PENJUALAN


System Informasi Penjualan adalah sub system informasi bisnis yang mencakup kumpulan procedure yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan, mulai dari diterimanya order penjualan sampai mencatat timbulnya Tagihan/Piutang Dagang.
Jenis Penjualan  
Terdapat beberapa cara dalam menjual. Untuk itu sistem yang diaplikasikan disesuaikan dengan operasi dilapangan. Dalam pembahahan ini saya membahas pada sebuah perusahaan dagang yang  teridentifikasi beberapa jenis Penjualan di Perusahaan ini yaitu ;
  • Penjualan Langsung yaitu penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan langsung dikirim ke customer.
  • Penjualan Stock Gudang yaitu penjualan barang dari stock yang telah tersedia di gudang
  • Penjualan Kombinasi  ( langsung + Stock ) yaitu penjualan dengan mengambil barang sebagian dari supplier dan sebagian daris stock yang tersedia di gudang.
Unit Organisasi yang terkait
Procedure penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar transaksi penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik.[1]  Dalam system berjalan sesungguhnya terdapat unit-unit fungsional namun belum mendukung arus informasi dapat berjalan dengan baik. Hal ini merupakan salah satu hambatan yang menyebabkan proses pencatatan transaksi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Terdapat 8 (Delapan) unit organisasi yang diperlukan dalam sistem penjualan dan pembelian yaitu :
  1. Bagian Order Penjualan
  2. Bagian Otorita Kredit
  3. Bagian Billing/Piutang
  4. Bagian Stock & Delivery
  5. Bagian Buku Besar
  6. Bagian Pembelian
  7. Bagian Gudang
  8. Bagian IT/Pengolahan Data Elektoronik
Dokumen yang digunakan
  1. Penawaran Harga  (PH)
  2. Order Form  (OF)
  3. Memo 
  4. Purcahse Order (PO)
  5. Surat Pengantar Supplier (SPS)
  6. Berita Acara Penerimaan
  7. Delivery Order / Surat Pengantar / Surat Jalan (DO/SP/SJ)
    1. 1 & 2 Tembusan pengiriman
    2. 3 Tembusan langganan
    3. 4.  Arsip bagian delivery
  8. Surat Perintah/permintaan Pengeluaran barang (SPB)
  9. Invoice/Faktur
    1. 1. Invoice
    2. 2. tembusan Piutang
    3. 3. tembusan Jurnal
    4. 4. arsip di bagian order penjualan
  10. Faktur Pajak
    1. 1. Faktur Pajak
    2. 2. Arsip
    3. 3. Extra Copy
  11. Kwitansi
Sumber daya
  • Hardware         : Menggunakan fasilitas yang telah tersedia dengan tambahan link
  • Brainware : Menggunakan Personal yang telah ada dengan memberikan pelatihan
Strukture Organisasi
  • Melakukan konsolidasi
Sasaran
  • Automatisasi  system akuntansi Penjualan
    • Terbentuk system pengolahan data terdistribusi
    • Mengurangi volume pekerjaan bagian akuntansi
    • Menghindari keterlambatan laporan akuntansi Penjualan
    • Dll
Waktu yang diperlukan
  • Aplikasi Penjualan sudah dapat digunakan Juni 2005 untuk bagian-bagian tertentu dan efektif mulai awal periode akuntansi 2006
Biaya
  • Konsultan/dokumentasi :  -
  • Programmer                             :  -
  • Pelatihan                                   :  -
Uraian Prosedur
Bagian Order Penjualan / Sales/Marketing
  1. Merima Order dari langganan. Order dari langganan diterima dalam bentuk (PO) dari langganan melalui fax atau  secara langsung yang kemudian dicatat dalam order form. Permintaan secara lisan melalui Telephone tidak dapat dilayani.
  2. Memverikasi order langganan mencakup data pelanggan secara lengkap termasuk alamat penyerahan barang yang diinginkan customer, Quantity, dan merawat validasi data tersebut melalui workstation yang ada pada bagian penerimaan order untuk mengecek  pemenuhan order, meliputi nama product, nomor surat pesanan atau pemesan, harga, tanggal penyerahan barang, dll.
  3. Mencatat order langganan ke sistem komputer dan menerbitkan dokumen order penjualan. Dokumen ini selanjutnya berfungsi  sebagai surat permintaan pengadaan barang (stock request). Bila barang yang dipesan tidak tersedia atau persediaan di gudang tidak mencukupi, maka akan direkam sebagai back order. (order yang belum terpenuhi). Order penjualan di print out melalui printer di bagian penerimaan order
  4. Membawa dokumen order penjualan ke bagian otorita kredit untuk mendapat persetujuan penjualan kredit. Bila Customer tetap dapat langsung ke bagian Stock & Delivery.
  5. Mengadakan contact dengan pelanggan mengenai pemenuhan order.
Bagian Kredit
  1. Menerima dokumen order penjualan dari bagian penerimaan  order
  2. Memeriksa status langanan melalui workstation yang ada di bagian otorita kredit
  3. Berdasarkan informasi yang diperoleh dilayar komputer, kemudian memutuskan apakah order ini dapat dipenuhi
  4. Menyerahkan kembali dokumen order penjualan yang sudah di verifikasi dan ditandatangani, dan diteruskan ke bagian Stock & Delivery.
  5. Menerima faktur lembar ke-1, Faktur Pajak lembar ke satu dan Delivery Order lembar ke-1 yang telah diverifikasi oleh oleh langganan dan mengarsipnya urut tanggal.
Bagian Stock & Delivery
  1. Menerima Oder Penjualan yang telah ditandatangani bagian otorita kredit dari bagian order penjualan
  2. Menyiapkan Dokumen pengiriman berdasarkan order penjualan. Bila barang tidak tidak tersedia di gudang meneruskan order penjualan ke bagian pembelian barang dagang.
  3. Mencatat pembelian, berdasarkan surat jalan yang ditandatangani oleh sopir untuk barang yang langsung dijual atau Surat Jalan supplier yang ditandatangani oleh bagian gudang untuk barang yang masuk ke gudang.
  4. Membuat Delivery Order untuk order penjualan yang telah mendapat otorisasi dari bagian otorita kredit
  5. Membuat surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang, untuk penjualan yang mengambil barang di gudang. Atau meminta PO/Memo untuk mengambil barang di supplier dari bagian pembelian barang dagang.
  6. Menyerahkan Delivery order, Surat Perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang atau PO/Memo ke bagian transportasi (sopir) untuk meminta barang ke gudang atau mengambil barang di supplier.
  7. Menerima Deliveri order lembar 1 & 2 yang telah ditanda tangani/diverifikasi oleh Langganan
  8. Menerbitkan listing delivery order dan diserahkan ke bagian pembuat invoice.
Bagian Gudang
  1. Menerima Perintah/Permintaan Barang
  2. Menyediakan barang sesuai dengan Surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang (Deliveri Order tidak boleh digunakan untuk pengeluaran barang karena tidak semua penjualan menggunakan barang yang ada di gudang)
  3. Mengembalikan Perintah/Permintaan/Bon pengeluaran barang  kepada sopir untuk ditandatangani dan meminta copynya setelah ditandatangi.
  4. Mencatat Pengeluaran Pada Kartu Persediaan
Bagian Transportasi (Sopir)
Penjualan langsung (Barang langsung dari Supplier)
  1. Menerima PO/Memo, Delivery Order dari bagian Stock & Delivery
  2. Meminta barang ke supplier menggunakan PO/Memo
  3. Menerima surat Jalan/Surat Pengantar Supplier
  4. Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh supplier dengan memo/Po/Surat Jalan Supplier
  5. Menanda tangani Surat Jalan Supplier dan meminta copynya.
  6. Membawa dan Menyerahkan barang ke customer
  7. Menyerahkan Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
  8. Meminta Lembar Delivery Order  lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
  9. Menyerahkan Delivery Order lembar 1 & 2 kepada  Invoice (melalui Kurir)
  10. Menyerahkan Copy Surat Jalan/Surat Pengantar Supplier yang telah ditanda tangani ke bagian Stock. & Delivery (melalui Kurir)
Penjualan Barang Dari Stock Gudang
  1. Menerima Surat Perintah/Permintaan pengeluaran Barang, Delivery Order
  2. Meminta barang ke gudang dengan meyerahkan Surat Perintah/Permintaan Pengeluaran Barang.
  3. Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh bagian gudang
  4. Menanda tangani Surat Perintah/Permintaan barang dan meminta copynya kepada bagian gudang.
  5. Menyerahkan barang kepada customer
  6. Menyerahkan Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
  7. Meminta Delivery Order  lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
  8. Menyerahkan delivery Order lembar 1& 2 kepada  bagian Invoice  (melalui Kurir)
  9. Menyerahkan Surat Perintah Pengeluaran barang yang telah ditandatangi ke bagian Stock & Delivery. (melalui Kurir)
Bagian Invoice/Faktur
  1. Menerbitkan Faktur berdasarkan data delivery order yang telah di entry oleh bagian stock & delivery. Pembuatan faktur ini cukup dengan memasukan nomor order penjualan yang sudah direkam file server
  2. Menerbitkan faktur pajak.
  3. Menerbitkan listing penjualan harian
  4. Mendistribusikan Dokumen
    1. Invoice/Faktur, Faktur Pajak lembar ke-1, Deliveri Order lembar ke-1 ke bagian Kredit
    2. Tembusan Penjualan ke pemegang buku piutang
    3. Tembusan Jurnal, Faktur Pajak lembar ke-2, Faktur Pajak Lembar ke-2 Ke bagian buku besar
  5. Mengarsip Invoice lembar ke-4, Delivery order lembar ke-2, faktur pajak lembar Extra Copy.
Bagian Administrasi Keuangan
Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi akuntansi yang bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan menyusun laporan keuangan. Bagian administrasi keuangan yang berhubungan  dengan system penjualan adalah :
Bagian Piutang
  1. Menerima faktur lembar ke-2  & 3 dari bagian Invoice
  2. Merekam data transaksi penjualan dengan cara memasukan nomor order penjualan. Perekaman meliputi data transaksi piutang
  3. Mengarsip lembaran faktur lembar ke-2 urut tanggal
  4. Mengumpulkan faktur lembar ke-3 dalam suatu periode harian
  5. Menyerahkan satu kumpulan (batch) dari faktur lembar ke-3 bersama batch control sheet bersangkutan ke bagian buku besar.
  6. Membuat surat penagihan
B. Bagian buku besar
Bagian Jurnal Penjualan
  1. Menerima copy list penjualan harian  yang dilampirkan copy faktur (tembusan Jurnal)  dan Delivery Order lebar ke- 2 yang telah diverifikasi oleh penerima barang.
  2. Menerima copy Faktur Pajak.
  3. Mencatat Jurnal transaksi Penjualan
Bagian Jurnal Pembelian
  1. Menerima  Copy Po dari bagian pembelian
  2. Menerima bukti penerimaan barang dari bagian penerimaan
  3. Mencatat Jurnal transaksi yang menyebabkan timbulnya utang
Bagian pengolahan IT/Data elektronik
Bagian IT tidak melakukan fungsi pemasukan data karena semua input telah dimasukan melalui terminal masing-masing bagian. Yang dilakukan oleh bagian ini adalah mengendalikan arus informasi dan mengevaluasi laporan-laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi yang selanjutnya diserahkan ke bagian yang berwenang untuk dapat menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan.
Bagian IT memberikan support terhadap berjalannya arus informasi  dengan baik, pengendalian proses, pemilihan teknologi dll.
Jumlah personal untuk mengisi bagian-bagian tersebut diatas sangat tergantung pada kebutuhan dimana ada bagian yang dapat digabung sehingga beberapa bagian ditanggani oleh seorang personil dan sebaliknya ada bagian yang harus dimekarkan sehingga satu bagian diisi oleh beberapa personal. Arus dokumen disesuaikan dengan bagian yang ada.

Minggu, 02 Juni 2013

"Makalah Ekonomi Makro : Gambaran Secara Umum"


1.Model makro ekonomi
Ahli-ahli ekonomi dalam mempelajari dan menganalisis kejadian-kejadian ekonomi selalu menggunakan model-model berguna untuk menjelaskan berbagai isu ekonomi . sebuah model dibangun dengan berbagai asumsi pada isu yang diamati . Kriteria sebuah model dalam ilmu ekonomi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.       Ilmu ekonomi yang disajikan dalam bentuk model-model/ ilustrasi dapat membuat prediksi
2.       Model sering dipakai sebagai alat untuk menerangkan kejadian-kejadian yang sebenarnya
3.       Kejadian-kejadian perekonomian yang kompleks dicoba disederhanakan dalam bentuk model secara logis
4.       Model ekonomi dibuat berdasarkan kesimpulan-kesimpulam teori . sedangkan kesimpulan diperoleh dari hasil penelitian yang sering diulang .
5.       Model ekonomi merupakan pernyataam formal teori-teori ekonomi.
6.       Model ekonomi memperlihatkan hubungan antara satu variabel dan variabel-variabel lainnya yang disajikan dalam matematik , diagram dan bisa juga dalam bentuk grafik atau secara verbal
Berdasarkan beberapa Kriteria tersebut maka model ekonomi dapat didefinisikan sebagai berikut:  
MODEL EKONOMI
adalah suatu penyerdehanaan dari kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam perekonomian , penyerdehanaan tersebut memperlihatkan hubungan antara variabel dan beberapa variabel  variabel lainnya , yang diungkapkan secara verbal , grafis , diagram , dan matematis .                      
Contoh model ekonomi :
1)      Model secara verbal “bila suku bunga naik investasi turun”
2)      Model matematis :  Y = C + S          C = a + by dan S = -a + (1-b)y
3)      Model grafis :
4)      Model diagram : Model circular flow untuk perekonomian dua sektor.
Sumber Gambar :
Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro Hal : 17 , gambar 1.4
II. Pelaku Pelaku Ekonomi
Dalam teori ekonomi makro pelaku kegiatan ekonomi adalah masyarakat secara keseluruhan . masyarakat pelaku ekonomi dapat dibagi dalam empat kelompok dan masing- masing mempunyai perananan dan tujuan.
1.House hold atau rumah tangga konsumsi ( RTK )
        Peranan RTK dalam kegiatan ekonomi antara lain sebagai berikut :
§  Sebagai pemilik atau pemasok sumber daya atau faktor produksi yang dibutuhkan kelompok pelaku ekonomi lainnya
§  Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat lainnya seperti : produsen , pemerintah , dan luar negeri
2.Bussineses atau rumah tangga produksi ( RTP )
Peranan RTP dalam kegiatan ekonomi anatara lain sbb :
§  Sebagai penghasil atau pemasok barang barang hasil produksi kelompok masyarakat
§  Sebagai pemakai faktor produksi/sumber daya RTK
§  Sebagai pemakai input dan output dati RLTN
Tujuan kegiatan RTP adalah untuk mencari laba maksimum
3. Government Sector , rumah tangga Negara
          Peranan RTN dalam kegiatan ekonomi antara lain , sebagai berikut :
§  Sebagai penghasil barang public
§  Sebagai pemakai faktor produksi dari RTP dan RLTN
§  Sebagai pemakai hasil produksi dati RTP dan RLTN
Tujuan kegiatan RTN adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara umum.

4. Foreign sector, Rumah tangga luar negeri ( RLTN )  
Peranan RLTN dalam kegiatan ekonomi antara lain sebagai berikut :
§  Sebagai penghasil barang dan jasa yang dibutuhkan kelompok pelaku kegiatan ekonomi lainnya
§  Sebagai pemasok faktor produksi yang dibutuhkan, kelompok pelaku ekonomi lainnya
§  Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan RTP
§  Sebagai pemakai faktor produksi yang dimiliki RTK

  III. Hubungan Pelaku- pelaku ekonomi
          Keterkaitan pelaku-pelaku ekonomi dalam menyelenggarakan  kegiatan  ekonomi  suatu Negara dapat diamati melalui konsep circular  flow of economic activity , artinya konsep yang menganalisis tentang hubungan timbal balik antar pelaku-pelaku ekonomi dalam kegiatan perekonomian secara keseluruhan .
          Konseo circular flow of economic activity dapat digunakan untuk menganalisis kegiatan ekonomi baik untuk perekonomian dua sektor , tiga sektor , empat sektor maupun lima sektor .
1.Model Circular Flow Ekonomi dua sektor ( 2 sektor )
Teori Lazez Faire “ Kesejahteraan atau Kemakmuran masyarakat akan tercapai tanpa campur tangan pemerintah “. Disebut dua sektor karena yang diamati adalah hubungan dua pelaku ekonomi atau dalam kegiatan ekonomi diasumsikan pelaku ekonomi hanya dua , yaitu RTK dan RTP . mereka saling berinteraksi dalam mencari kepuasan optimal bagi RTK dan keuntungan optimal bagi RTP . Perekonomiaan model dua sektor dikatakan bersifat tertutup dan sederhana karena belum ada hubungan dengan luar negeri dan belum ada peranan pemerintah


Ket :
S : Tabungan
C : Konsumsi
I : Investasi

Sesuai dengan Gambar diatas :
1.      RTK menyerahkan factor- factor  produksi berupa SDA,SDM,Modal dan Skill kepada RTP
2.      RTP menyerahkan balas jasa atas faktor produksi yang berupa uang sewa , gaji , bunga dan laba kepada RTK
3.      RTP mengolah faktor faktor produksi menjadi barang dan jasa yang kemudian  akan dikonsumsi oleh RTK
4.      RTK memberikan  imbalan kepada RTP , atas barang dan jasa yang digunakan


            Hubungan komponesn C , S dan I dengan Y ( pendapatan atau produk nasional )  dapat dikemukakan dalam bentuk model matematis sebagai berikut :
a)      Ditinjau dari sisi penerimaan atau pendapatan nasional :  Y = C + S
b)      Ditinjau dari sisis pengeluaran atau produk nasional : Y = C + I
c)      Bila nilai pendapatan nasional sama dengan nulai produk nasional , maka perekonomian dikatakan dalam keadaan seimbang ( equilibrium )

Komponen Tabungan (S) : merupakan variabel kebocoran arus uang dan akan memperkecil jumlah uang yang beredar dalam kegiatan perekonomian
     Komponen Investasi (I) : merupakan variabel injeksi arus uang dan variabel investasi dapat memperbesar jumlah uang yang beredar dalam kegiatan perekonomian

2 .Model Circular Flow Ekonomi tiga sektor ( 3 sektor )
     Teori Makro Keynes “ kesejahteraan / kemakmuran masyarakat akan tercapai dengan campur tangan pemerintah “
Pada model tiga sektor ini diasumsikan dalam analisis perekonomian terdapat tiga pelaku ekonomi yang terdiri dari RTK , RTP  , dan juga RTN . ini berarti sudah ada peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi , yaitu berupa belanja Negara ( Government Ecpenditure ) dan penerimaan Negara dalam bentuk pajak ( tax )
     Ketiga pelaku ekonomi tersebut saling berinteraksi dan berupaya dalam mengoptimalkan kepuasan bagi RTK . mengoptimalkan laba bagi RTP , dan mengoptimalkan kesejahteraan masyarakat bagi RTN . perekonomian model tiga sektor dikatakan masih terutup karena belum memasukan pelaku RTLN .

Ket :
a)      Konsumsi  dinyatakan dengan lambing C
b)     Tabungan dinyatakan dengan lambang S
c)      Pengeluaran pemerintah dinyatakan dengan lambang G
d)     Penerimaan pemerintah dinyatakan dengan lambang T
Kebijakan fiscal adalah Kebijakan pemerintah menyangkut pajak dan pengeluaran.
3. Model Circular Flow Ekonomi Empat Sektor
Pada model empat sektor diasumsikan bahwa dalam analisis perekonomian terdiri dari : RTK, RTP, RTN dan Perbankan. Keempat pelaku ekonomi tersebut saling berinteraksi dan berupaya dalam mengoptimalkan tujuan dari aktivitas mereka masing-masing. Bagi RTK mengoptimalkan keuntungan, bagi RTN mengoptimalkan kesejahteraan masyarakat. Dan Bagi perbankan untuk memperoleh laba dan mengatur peredaran uang yang beredar di masyarakat .(Sadono sukirno edisi ke 3 hal 152)
Sumber Gambar : Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro , Hal – 21

KET :
a)      Konsumsi  dinyatakan dengan lambing C
b)     Tabungan dinyatakan dengan lambang S
c)      Pengeluaran pemerintah dinyatakan dengan lambang G
d)     Penerimaan pemerintah dinyatakan dengan lambang T
e)      Investasi yang dinyatakan dengan lambang I

Kebijakan moneter adalah Alat yang digunakan oleh Federal Reserve (Bank Sentral) untuk mengendalikan penawaran uang dan peredaran uang.
Hubungan komponen C,S,I,G dan T dengan Y (pendapatan atau produk nasional ) yang dapat dikemukakan dalam bentuk model matematis sebagai berikut :
A.     Ditinjau dari sisi penerimaan atau pendapatan nasional Y = C + S + T
B.     Ditinjau dari sisi pengeluaran atau produk nasional Y = C + I +G
C.      Bila nilai pendapatan nasional sama dengan nilai produk nasional , maka perekonomian dikatakan dalam keadaan seimbang ( equilibrium )


4 . Model ekonomi lima sektor
                Kegiatan ekonomi lima sektor sering disebut perekonomian terbuka karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri.
          Pada model lima sektor diasumsikan bahawa analisis perekonomian terdiri dari RTK , RTP ,RTN,Lembaga Keuangan dan RLTN . pada model ekonomi ini sudah ada peranan luar negeri yang berupa ekspor dan impor .



KET  :
Ø  Konsumsi dinyatakan dengan lambang C
Ø  Tabungan diinyatakan dengan lambang S
Ø  Investasi dinyatakan dengan lambang I
Ø  Pengeluaran pemerintah dinyatakan dengan lambang G
Ø  Penerimaan pemerintah dari pajak dilambangkan dengan T
Ø  Pembelanjaan untuk barang impor diinyatakan dengan lambang M
Ø  Penerimaan atas barang ekspor dilambangkan dengan lambang X

Kebijakan perdagangan luar negeri adalah Serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu Negara berinteraksi dengan Negara lain di bidang-bidang ekonomi,politik,social,militer serta dalam tingkatan yang lebih rendah mengenai bagaimana Negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi  non Negara (www.google.com)
KET :
   Rumah tangga memberikan tenaga dan pikiran ke pasar tenaga kerja
   Rumah tangga berinvestasi ke pasar uang & lembaga keuangan.
   Pasar tenaga kerja memberikan bahan baku, modal dan lain lain ke perusahaan
   Perusahaan memberikan pajak kepada pemerintah
   Pemerintah memberikan tunjangan, subsidi, gaji pegawai negeri kepada rumah tangga
   Pasar barang menerima uang dari pemerintah rumah tangga dan pasar luar negeri
   Perusahaan menghasilkan barang dan jasa ke pasar barang
   Rumah tangga memberikan simpanan ke pasar uang
o   Pasar tenaga kerja memberikan gaji, upah kepada rumah tangga
o   Perusahaan  meberikan gaji, upah kepada pasar tenaga kerja
o   Pemerintah memberikan subsidi kepada perusahan
o   Rumah tangga memberikan pajak penghasilan kepada pemerintah
o   Pasar barang memberikan barang kepada pemerintah rumah tangga dan pasar luar negeri
o   Perusahaan menerima uang dari pasar barang
          Hubungan komponen C,S,I,G,T,M dan X dengan Y ( pendapatan atau produk nasional ) dapat dikemukakan dalam bentuk model matematis sebagai berikut :
a)      Ditinjau dari sisi penerimaan atau pendapatan Nasional Y=C+S+T+M
b)     Ditinjau dari sisi pengeluaran atau produk nasional Y=C+I+G+X
c)      Bila nilai pendapatan nasional sama dengan nilai produk nasional , maka perekonomian dikatakan dalam keadaan seimbang ( equilibrium )\



Sumber gambar : Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro Hal - 22










KONSEP  AGGREGAT  DEMAND  DAN AGGREGAT SUPPLY


A.  Penawaran Agregat (aggregate suply)

     Adapun yang dimaksud dengan penawaran agregat (AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga. Atau dengan kata lain penawaran agregat merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa yang di hasilkan dalam perekonomian.
Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. besarnya angkatan kerja,
2. besarnya stok kapital,
3. keadaan atau tingkat tekhnologi,
4. tingkat pengangguran alamiah, dan
5. harga faktor-faktor produksi.
Berkaitan dengan penewaran agregat ini penting untuk dibedakan antara permintaan agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate suply,LRAS). Dan pengertian penawaran agregat diatas adalah dalam artian penawaran agregat jangka pendek (SRAS). Sedangkan penawaran agregat jangka panjang (LRAS) lebih menunjuk kepada jumlah ooutput riil yang ditawarkan ketika upahdan harga-harga telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimimkan keuntungannya dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level).
Penawaran agregat jangka panjang tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor yang mempengaruhi SRAS, kecuali harga faktor produksi. Dengan asumsi harga lain-lainnya tetap, apabila semakin besar jumlah angkatan kerja, semakin rendah tingkat pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan semakin produkktif tekhnologi yang tersedia, maka akan semakin besar pula penawaran agregat jangka panjang.


Ciri-ciri Kurva AS
• Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva permintaan agregat relative landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan pada harga yang relative tetap karena tingkat penggunaan barang modal belum mencapai kapsitasnya yang optimum dan upah masih relative tetap.
• Pada tingkat kesempatan kerja penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaiikannya. Sebabnya ialah : pengangguran semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik mencapai optimum.
• Sesudah tingkat kesempatan keja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
Kurva penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil (pendapatan nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.


B. Permintaan Agregat (aggregate demand)

          Permintaan agregat (aggregate demand,AD) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga. Sementara yang disebut dengan kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga, dengan asumsi hal-hal lainnya tetap. Kurva permintaan agregat tersebut memilki slope negativ yang menunjukkan bahwa antara jumlah output yang diminta dengan tingkat harga hubungannya adalah negativ.
Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas kekanan-bawah. Atrinya semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat dalam perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ini disebabkan oleh beberapa faktor.


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu perekonomian adalah :
• Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
• Tingkat bunga (i)
• Investasi (I)
• Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
• Pengeluaran pemerintah (G)
• Pajak (T)
• Pendapatan luar negeri (Yf)
• Harga luar negeri (Pf)
• Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)
Kenaikan di dalam pendapatan disposibel (Yd), pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G), pendapatan luar negeri (Yf), tingkat harga luar negeri (Pf) dan penurunan tingkat bunga (i), pajak (T) dan nilai tukar atau kurs mata uang (ER) akan membawa kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam Yd,C,I,Ms/P,G,Yf,Pf, dan kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau mengserkan kurva AD ke kiri atas.


Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro. Hal-25







DAFTAR PUSTAKA
Refrensi Cetak
Sukirno,Sadono.2006.Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.PT.RajaGrafindo Persada:Jakarta
Rosyidi,Suherman.1996.Pengantar Teori Ekonomi.PT.RajaGrafindo Persada:Jakarta
Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro.PT.Refika Aditama:Bandung

Refrensi Media Elektronik

Sumber Gambar
 Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro Hal : 17 , gambar Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro Hal : 21 Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro Hal : 22 Murni,Asfia,S.E.,M.Pd.2009.Ekonomika Makro Hal : 25