Rabu, 30 Januari 2013

PAYMENT (Pembayaran hutang dan pembayaran lain-lain)

                  Kali ini saya tidak berbagi tips mengenai fotografi , melainkan membagikan / menshare ilmu yang sesuai dengan jurusan yang saya ambil yaitu AKUNTANSI , iyap berkaitan dengan matkul SIA ( Sistem Informasi Akuntansi ) kami satu kelas & dibagi beberapa kelompok untuk membuat Alur / Sistem Akuntansi . nah , saya tergabung dan kelompok yaitu Abisag , Indri & Mario mendapatkan tugas mengenai SIA Pembayaran Hutang & Pembayaran Lain* . oke , monggo di baca semoga bermanfaat bagi pembaca ya , oh ya , saya menggunakan buku Mulyadi Sistem Informasi Akuntansi . 

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek

DESKRIPSI KEGIATAN
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek . Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya yang relative kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yan diselenggarakan dengan salah satu dia antara dua system ; fluctuating-fund-balance system dan imprest system.
            Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut ini :
1.    Dengan digunakannya cek atas nama , pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang terrulis pada formulir cek. Dengan demikian pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar.
2.    Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan. Dengan digunakannya cek dalam setuap pengeluaran kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas akan direkam juga oleh bank, yang secara periodik mengirimkan rekening Koran bank kepada perusahaan nasabahnya.
3.    Jika system perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran.

DOKUMEN YANG DIGUNAKAN
Dokumen yang digunakan dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1.    Bukti kas keluar
2.    Cek
3.    Permintaan cek ( check request )

Penjelasan :
1.    Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pegeluaran kas kepada bagian kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut . Disamping itu dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan uang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya hutang .
2.    Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan pihak bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek. Ada 2 macam cek, yaitu : 1 . cek atas nama , 2 . cek atas tunjuk .

3.    Permintaan Cek ( Check Request )
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pengeluaran kas yang bukan untuk pembayaran hutang yang timbul dari transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaan cek kepada fungsi akuntansi (Bagian Utang) untuk kepentingan pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini dibuat sebagai perintah kepada fungsi keuangan untuk membuat cek sebesar jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.
            Dalam transaksi pembelian barang, pengeluaran kas untuk pembayaran hutang kepada pemasok tidak memerlukan dokumen permintaan cek, dikarenakan system pembelian secara otomatis mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung seperti (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) ke tangan bagian hutang, sehingga bagian ini memiliki dasar untuk membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pembelian jasa, seperti jasa asuransi, iklan, dan telepon, fungsi yang bertanggung jawab untuk mengadakan jasa tersebut mengajukan permintaan cek kepada bagian utang untuk keperluan pembayaran kepada para pemasok jasa tersebut . Dan selanjutnya bagian utang membuat bukti kas keluar

Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1.    Jurnal Pengeluaran Kas ( Cash Distribursement Journal )
2.    Register Cek ( Check Register )

Penjelasan :
1.    Jurnal pengeluaran Kas
Dalam pencatatan utang dengan account payable system , untuk mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian, dan untuk mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas. Sumber dokumen yang dipakai sebagai dasar dalam pencatatan jurnal pengeluaran kas adalah faktur dari pemasok yang telah bercapkan “LUNAS” oleh fungsi kas.
2.    Register Cek
Dalam pencatatan utang dengan voucher payable system, transaksi untuk mencatat transaksi pengeluaran kas menggunakan cek, register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain .

Fungsi Yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1.    Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2.    Fungsi kas
3.    Fungsi akuntansi
4.    Fungsi pemeriksa intern

Penjelasan :
1.    Fungsi yang Memerlukan Pengeluaran Kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi (Bagian Hutang). Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuaan dari kepala fungsi yang bersangkutan. Jika perusahaan menggunakan voucher payable system, bagian utang kemudian membuat bukti kas keluar (voucher) untuk memungkinkan bagian kasa mengisi cek sejumlah permintaan yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas .
2.    Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisis cek, memintakan otoriasasi atas cek dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur .
3.    Fungsi Akuntansi
Dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek , fungsi akuntansi bertanggungjawab atas :
1)   Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dari persediaan . fungsi ini berada di tangan bagian kartu persediaan dan bagian kartu biaya
2)   Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. Fungsi ini berada di tangan bagian jurnal
3)   Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut . fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verivikasi kelengkapan dan kesalahan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar . dalam metode pencatatan utang tertentu (full fledged voucher system) , fungsi akuntansi juga berfungsi menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid voucher file) yang berfungsi sebagai buku bantu utang perusahaan .

4.    Fungsi Pemeriksa Intern
Dalam system informasi akuntansi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas (Cash Count) secara periodik dan mencocokan hasil perhitungannya degnan saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening kas dalam buku besar) . Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Sistem pengeluaran kas dengan cek dibagi menjadi tiga macam system , yang masing-masing system tersebut terdiri dari berbagai jaringan prosedur berikut ini :
1.    Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan permintaan cek , yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
a)    Prosedur pembuatan bukti kas keluar
b)   Prosedur pembayaran kas
c)    Prosedur pencatatan pengeluaran kas

Dalam transaksi pembelian barang, pengeluaran kas untuk pembayaran hutang kepada pemasok tidak memerlukan dokumen permintaan cek, dikarenakan system pembelian secara otomatis mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung seperti (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) ke tangan bagian hutang. Dalam voucher system bagian hutang membuat bukti kas keluar (voucher) atas dasar dokumen pendukung tersebut .
Pada saat utang kepada pemasok jatuh tempo, bukti kas keluar dipakai sebagai perintah kebagian kasa untuk membuat cek. Atas dasar bukti kas keluar tersebut , bagian kasa mengisi cek, mendapatkan otorisasi atas cek dari pihak yang berwenang, dan kemudian mengirimkan cek, tersebut kepada kreditur. Dengan demikian, pengeluaran cek untuk pembayaran utang yang timbul dari transaksi pembelian tidak memrlukan dokumen permintaan cek, karena bagian hutang menerima berbagai dokumen yang diperlukan dalam pembuatan bukti kas keluar dari system akuntansi pembelian, sehingga pembuatan bukti kas keluar (sebagi perintah pengeluaran kas) dapat secara otomatis dilakukan oleh bagian utang berdasarkan dokumen-dokumen yang terkumpul ditangannya .
2.    Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang memerlukan permintaan cek , yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
a)    Prosedur permintaan cek
b)   Prosedur pemmbuatan bukti kas keluar
c)    Prosedur pembayaran kas
d)   Prosedur pencatatan pengeluaran kas

Jika pengeluaran kas timbul dari transaksi selain dari transaksi pembelian, dokumen-dokumen pendukung seperti kontrak kontrak pembelian jasa berada ditangan fungsi yang memerlukan jasa tersebut. Oleh karena itu, jika ada pembayaran maka fungsi yang memerlukan jasa tersebur mengajukan permintaan cek kepada bagian hutang .

Prosedur Permintaan Cek
            Dalam prosedur ini fungsi yang memerlukan cek mengajukan permintaan pengeluaran kas mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan mengisi permintaan cek. Dokumen ini dimintakan otorisasi dari kepala fungsi yang bersangkutan dan dikirimkan ke fungsi akuntansi (yaitu bagian Hutang ) sebagai dasar yang terakhir ini dalam pembuatan bukti kas keluar.

Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar
            Berdasarkan dokumen pendukung yang dikumpulkan melalui system pembelian atau berdasarkan permintaan cek yang diterima fungsi akuntansi (bagian Hutang), dalam prosedur pembuatan bukti kas keluar, bagian hutang membuat bukti kas keluar, bukti kas keluar ini berfungsi sebagai perintah kepada fungsi kas untuk mengisi cek sebesar jumlah rupiah yang tercantum pada dokumen tersebut dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya ditulis dalam dokumen tersebut .


Prosedur Pembayaran Kas
            Dalam prosedur ini, fungsi kas mengisi cek, meminta tanda tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang, dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas keluar .

Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas
            Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas didalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. dalam one-time voucher system dengan cash basis, disamping fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas, pendebitan yang timbul dari transaksi pengeluaran dicatat dalam buku pembantu (dalam kartu biaya dan kartu persediaan)

Unsur Pengendalian Intern
            Sistem pengendalian intern yang baik dalam system kas mensyaratkan agar dilibatkan pihak luar ( bank ) ikut serta dalam mengawasi kas perusahaan dengan cara sebagai berikut :
1.    Penerimaan kas harus disetor penuh ke bank pada hari yang sama dengan penerimaan kas atau pada hari kerja berikutnya
2.    Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek
3.    Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena jumlahnya kecil) dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan imprest system

Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. Transaksi pengeluaran kas di otorisasi oleh pejabat berwenang dengan menggunakan dokumen bukti kas keluar. Berdasarkan bukti kas keluar ini kas perusahaan berkurang dan catatan akuntansi di mutakhirkan (up date).
Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang. Rekening giro perusahaan di bank merupakan sarana untuk menerima dan mengeluarkan kas perusahaan. Jika terjadi pembukaan dan penutupan rekening giro perusahaan di bank tanpa otorisasi dari pejabat yang berwenang, kemungkinan penyaluran penerimaan kas  perusahaan ke rekening giro yang tidak sah dan pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan pribadi karyawan.

1.    Pencatatan dalam Jurnal pengeluaran kas (atau dalam Metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus di dasarkan atas bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang di lampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Sistem pengendalian intern mengharuskan setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan pada dokumen sumber yang di otorisasi oleh pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung lengkap, yang telah diproses melalui sistem otorisasi yang berlaku.
2.    Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya. Dalam sistem kas seperti yang digambarkan di atas, saldo kas yang ada di tangan adalah berupa dana kas kecil dan penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari piutang yang belum di setor ke bank. Saldo kas ini perlu dilindungi dari kemungkinan pencurian dengan cara menyimpannya dalam lemari besi dan menempatkan kasir di suatu ruangan yang terpisah.
3.    Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus di bubuhi cap “Lunas” oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas di lakukan. Dalam transaksi pengeluaran kas, bukti kas keluar dibuat oleh fungsi akuntansi (Bagian hutang) setelah dokumen pendukungnya lengkap. Bukti kas keluar ini merupakan dokumen perintah pengeluaran kas dari pejabat yang berwenang kepada fungsi keuangan. Oleh karena itu, untuk menghindari penggunaan dokumen pendukung lebih dari satu kali sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar, fungsi keuangan harus membubuhkan cap “Lunas” pada bukti kas keluar  beserta dokumen pendukungnya, segera setelah pengiriman cek kepada kreditur dilakukan.
4.    Penggunaan rekening koran bank (Bank Statement), yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melibatkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. Untuk menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dicatat dalam register cek dan jurnal penerimaan kas, dalam sistem kas dapat dirancang penggunaan rekening koran bank sebagai alat untuk mengawasi catatan kas perusahaan. Rekening koran bank yang diterima secara periodik oleh perusahaan digunakan untuk mengecek ketelitian register cek dan jurnal penerimaan kas dalam kegiatan yang disebut rekonsiliasi bank. Sistem pengendalian intern mengharuskan rekonsiliasi bank ini dilakukan oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit function) yang merupakan pihak yang tidak menyelenggarakan catatan kas dan tidak memegang fungsi penyimpanan kas.
5.    Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindahbukuan. Pembayaran dengan cek dapat dilakukan dengan 2 cara:
a)    Dengan menuliskan kata tunai (cek atas unjuk) - lihat gambar 14.2
Cek atas unjuk = Cek tersebut hanya dapat di uangkan oleh siapa saja yang dapat menyerahkan (mengunjukkan) cek tersebut ke bank.
b)   Dengan menuliskan nama penerima cek yang dituju (cek atas nama) - lihat gambar 14.1
Cek atas nama = Cek hanya dapat di uangkan oleh orang atau perusahaan yang namanya tercantum dalam cek tersebut. Pembayaran melalui bank dapat pula dilakukan dengan pemindah bukuan dana dari rekening giro perusahaan pembayar ke rekening giro perusahaan penerima. Pembayaran dengan menggunakan cek atas nama dan dengan cara pemindah bukuan ini dilakukan agar perusahaan memperoleh kepastian bahwa kas yang dikeluarkan ini sampai ke alamat yang dituju (tidak ke tangan pribadi penagih atau karyawan perusahaan penerima)
6.    Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan melalui dana kas kecil, yang Akuntansinya diselenggarakan dengan Imprest System. Seperti telah dijelaskan diatas, agar catatan akuntansi kas perusahaan dapat diawasi ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan jasa pihak luar yang bebas, setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus melibatkan bank. Untuk itu, setiap penerimaan kas harus segera disetor penuh ke bank, dan setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena jumlahnya relatif kecil) dilakukan melalui dana kas kecil yang penyelenggaraannya dengan imprest system.
7.    Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan. Perhitungan fisik kas (cash count) yang ada di tangan perusahaan harus dilakukan  secara periodik untuk mencegah karyawan perusahaan menggunakan kesempatan penyelewengan penggunaan kas. Perhitungan fisik kas dilakukan terhadap jumlah kas yang belum disetor ke bank dan saldo dana kas kecil yang ada di tangan perusahaan pada saat tertentu. Jumlah kas yang belum disetor ke bank pada saat perhitungan fisik kas di cocokan dengan jumlah kas yang diterima oleh perusahaan menurut jurnal penerimaan kas. Besarnya saldo dana kas kecil yang dihitung harus sama dengan saldo dana kas kecil yang dibentuk menurut keputusan direktur keuangan dikurangi dengan jumlah dana kas kecil yang telah dikeluarkan namun belum diganti.
8.    Kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) diasuransi dari kerugian. Jika kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan jumlahnya relatif besar, sehingga diperkirakan akan timbul kerugian yang besar jika terjadi perampokan atau pencurian, perusahaan sebaiknya menutup asuransi untuk menghindari resiko kerugian tersebut.
9.    Kasir di asuransikan (Fidelity Bond Insurance). Untuk menghindari kerugian akibat penyelewengan kas yang dilakukan oleh karyawan yang diserahi tugas sebagai penyimpan kas, karyawan tersebut perlu diasuransikan. Fidelity Bond Insurance menjamin pengantian atas kerugian yang timbul sebagai akibat penyelewengan yang dilakukan oleh kasir.
10.              Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada ditangan (Misalnya Mesin register kas, Almari kas, dan Strong room). Untuk menjaga fisik kas yang ada di tangan, bagian kasa harus diberi perlengkapan yang memadai. Umumnya setiap perusahaan menempatkan bagian kasa dalam suatu ruangan yang tidak setiap karyawan diperkenankan melakukan akses kedalamnya, tanpa ijin dari pejabat yang berwenang. Mesin register kas, almari besi, dan strong room merupakan perlengkapan yang biasanya disediakan bagi bagian kasa untuk melindungi kas yang ada ditangan perusahaan.
11.              Semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa. Karena formulir cek berfungsi sebagai perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang perusahaan kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek tersebut, maka penggunaan cek diawasi dengan mengontrol penggunaan nomor urut cek tersebut. Setiap nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa, karena bagian ini bertugas untuk mengisi cek (berdasarkan bukti kas keluar yang diterbitkan oleh fungsi pencatat utang) dan memintakan otorisasi atas cek tersebut.

Bagan alir sistem pengeluaran kas dengan cek
Sistem pengeluaran kas dengan cek dibagi menjadi 2 macam berikut ini :
1.    Sistem pengeluaran kas dengan cek dalam account payable system
2.    Sistem pengeluaran kas dengan cek dalam voucher payable system
a)    One time voucher payable system dengan cash basis
b)   One time voucher payable system dengan accrual basis
c)    Built up voucher payable system

 < Flowchart Sistem pengeluaran kas dengan cek dalam account payable system
Sistem pengeluaran kas dengan cek dalam voucher payable system ( cash basic )   >
Sistem pengeluaran kas dengan cek dalam voucher payable system ( accrual basic )
Sistem pengeluaran kas dengan cek dalam voucher payable system ( built up ) >












Rabu, 23 Januari 2013

Parade Juang Surabaya 2012

10 november masih ingatkah anda hari apa ? 
           iyak benar sekali , itu bukan hari ulang tahunku haha . yang benar adalah Hari Pahlawan dimana kita memperingati jasa jasa pahlawan yang telah memperjuangkan dan rela akan nyawanya hilang demi melahirkan kemerdekaan pada tanah air tercinta ini . oke kembali ke topik Parade Juang Surabaya 2012 yang puncak acaranya dilakukan pada tanggal 11 november 2012 . merupakan surga bagi pecinta candid dan street fotografi , gimana enggak ?
              "semua orang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pawai ada veteran* , ada anak*      sekolahan yang memakai kostum daerah , ada drum band , ada pawai kendaraan TNI , ada pejabat* , ada artis* , ada tahu campur , ada tahu tek , ada lontong balap , kok malah nyambung ke makanan -_- dan buanyak lagi "
             ribuan orang memadati jalan protokol surabaya untuk menyaksikan parade ini , yah saya juga gak mau ketinggalan . dengan bekal seadannya saya berangkat untuk mengambil gambar pada acara ini , dan ini beberapa hasilnya . :  

 "Mobil* TNI yang jarang terlihat di jalanan , pada acara itu ditampilkan , masyarakat dapat melihat , menyentuh , menaiki , tetapi tidak boleh menyetir :D "
 "Saya juga berkesempatan naik mobil baracuda milik TNI , rasanya muanteb tenan   :D " 
 

"saya juga mendapatkan moment yang pas yaitu melihat Bpk.Adiyaksa Daud"

"yang ini dari komunitas* yang berada disurbaya . mereka banyak memakai kostum pahlawan "

Selasa, 22 Januari 2013

Hitam Putih Fotoku

KBP | 2012

            Kali ini saya membahas mengenai Foto Human Interest & BW . Human Interest atau biasa yang disebut HI adalah foto yang menggambarkan aktivitas manusia baik itu apa yang dilakukannya dengan ekspresi wajah yang lengkap & detail . Foto Human Interest ini sering kita jumpai dan biasanya foto tersebut tanpa warna atau BW . kenapa sih para fotografer memotret dengan mode BW ? nah berikut ini alasan-alasannya :

1. Lebih untuk menonjolkan Objek 
            Nah , foto BW ini / Hitam Putih ini dapat membawa si penikmat foto untuk memusatkan perhatian langsung pada objek / ekspresi objeknya , ini dikarenakan si penikmat foto tersebut tidak terganggu dengan kehadiran warna* lain . 

2. Efek Dramatisir 
            Foto BW juga dipilih karena dapat menimbulkan efek dramatisir .

3. Jika pada bangunan / arsitektur bangunan 
            Efek BW juga dapat membawa si penikmat foto fokus pada detail garis* dan desain arsitektur tanpa terganggu oleh kehadiran warna* lain . 

4. Mode BW ini juga dipilih karena keadaan pencahayaan yang kurang mendukung . 
            iyap , pada keadaan yang kurang mendukung pencahayaan maka mode BW merupakan suatu pilihan yang baik . 

nah itu adalah alasan* para fotografer memakai Mode BW / Hitam Putih pada karyannya , bagi penikmat street hunting mungkin BW sangat berguna untuk menonjolkan objek yang difotonya . oke sekian lain kali kita akan membahas mengenai Human Interest yang lebih lengkap .